Seperti biasa tiap pagi ayam-ayamku pada berdemo menuntut dibagikan sarapan, suasana kampung ayamku menjadi riuh. Saat itu juga aku langsung ke halaman belakang yang cukup luas, yang penuh dengan pepohonan, untuk memenuhi tuntutan mereka π . Tidak berapa lama, suasana kembali lebih tenang. Para prajuritku mulai sibuk dengan makanannya. Tidak ketinggalan juga, burung-burung pipit yang ikut juga makan bersama mereka.
Senang mengamati makhluk-makhluk kecil ini. Ada beberapa keluarga baru, salah satunya seekor induk katai betina dengan 10 ekor anaknya. Semuanya berwarna putih bersih. Tubuh anak-anaknya yang sudah ditumbuhi bulu dengan sayapnya yang menurun dan buntutnya yang naik ke atas, lucu sekali.
Sorenya, menjelang jam 5 sore, kembali kampung ayamku mulai riuh. Mereka mulai menuntut hak mereka, makan sore. Kembali aku ke halaman belakang. Di sana prajuritku sudah ramai berkumpul. Suasana di halaman belakang rumah sangat menyenangkan. Ada hal-hal kadang yang membuatku terkejut sekaligus membuatku tersenyum π .
Saat kubagikan makanan, sepasang ayam bangkok kecil yang manja, selalu mendekatiku. Kadang-kadang tanpa kutahu, si jantan langsung naik ke tubuhku dan bertengger di kepalaku atau pundakku. Sambil tersenyum aku turunkan sambil mengelus bulunya dengan rasa sayang dan memberinya makan di tempat tersendiri.
Keluarga katai itu. Tadi pagi kulihat keluarga itu khas dengan warna bulunya yang putih bersih. Tapi sekarang, warna mereka sangat berbeda. Warnanya sangat kotor, hitam keabu-abuan. Bayangin aja, satu keluarga warnanya suram semua, membuat aku terbayang dengan film-film perang yang prajuritnya biasa memakai coretan arang di wajahnya

.Setelah kuteliti, ternyata si induk mengajak anaknya berkubang di tanah bekas tempat pembakaran. Pantes aja, bisa juga dijuluki βpasukan perangβ
Lain lagi dengan kucingku si Tibum, yang senang mengejar seekor katai putih. Kontan si katai berlari sambil teriak-teriak. Sesekali si Tibum berhenti sebentar, si katai kembali tenang. Tapi kemudian kembali si Tibum memasang bidikan yang kemudian mengejar si katai lagi. Lagi-lagi si katai berlari sambil berteriak π . Setelah kupanggil namanya beberapa kali, baru dia datang menghampiriku.
Sementara itu si Leo (kucing tersayang) sedang santai di atas jembatan kolam ikan. Dia bukan menikmati pemandangan ikan lele yang sedang berlalu lalang di bawahnya, tetapi sedang memperhatikan burung-burung pipit yang sedang asyik makan dengan para ayam-ayam. Sesekali aku berjalan, maka burung-burung itu beterbangan hinggap di pohon jambu air yang sedang berbuah, membuat beberapa buahnya jatuh yang kemudian langsung dilahap oleh ayam-ayamku.
Ayamku memang termasuk unik, mereka juga senang makan sayuran dan buah-buahan. Mereka juga tinggal di pohon, bukan di kandang. Kandang hanya disediakan bagi induk yang mempunyai anak-anak kecil. Selanjutnya jika mulai besar, si induk akan mengajak anak-anaknya untuk tinggal di pohon. Yah..seperti ayam-ayam di hutan, ini membuat daya tubuh mereka menjadi kuat, tidak mudah terkena penyakit.
Subhanallah… berada di antara hewan peliharaan membuatku selalu senang. Lelahku tiba-tiba hilang, yang ada hanya senyuman dan senyuman. Yah… seperti biasa, tiap sore kebunku penuh riuh dengan suara ayam dan kicauan-kicauan burung. Di saat itu juga dengan rasa syukur aku selalu mentadaburi nikmat alam-Nya, nikmat akan makhluk-makhluk kecil yang selalu berzikir kepada-Nya dan nikmat rasa bahagia diberi kesempatan untuk merawat hewan-hewanΒ kecil ciptaan-Nya.
Nikmat yang mana lagi yang kamu dustakanΒ π
serasa di bonbin…
. namun Allah ta’ala mencukupkan rezeki bagi mereka.
kelihatannya asyik sekali ya mbak, bergaul dengan hewan2 yang lucu dan menggemaskan. melihat tingkah polah mereka bikin hati riang setelah seharian lelah bekerja.
kita mesti banyak2 memikirkan dan mengambil pelajaran dari makhluk ciptaan Allah ta’ala tersebut. salah satu contohnya adalah tentang rizki yg Allah berikan kepada mereka. seekor burung pergi pagi hari pulang sore hari untuk mecari makanan untuknya dan anak2nya. hanya mengandalkan sayap untuk terbang, paruh untuk membawa makanan dan cakar untuk mengais, ia bisa hidup dan menghidupi keluarganya. bandingkan dengan kita yang memiliki banyak fasilitas, otak yang cerdas dan tangan yang terampil. makanannya pun tidaklah bervariasi sebagaimana makanan kita, kalau gak ada gandum gantinya mie ayam
____________________________________________________________________________________
Olive Reply :
“serasa di bonbin…”
Pengennya gitu mas, tapi jangankan gajah, harimau aja ga punya
Yah.. tiap makhluk hidup sudah ada masing-masing rezekinya π
Wah… asyik ya baca cerita mbak olive.
Saya pernah baca kalau hewan peliharaan itu bisa menghilangkan stress π
OOT kali ya?
Bahwa… kucing kami suka sayur, kerupuk, emping melinjo, n roti juga; da yg tau ni normal gak? Enaknya, hemat; kami ga harus sedia selalu daging/ikan. Ga enaknya, sering ga tega.. Soalnya ntah knp saya koq nelongso bgt pas ngeliatnya… π
____________________________________________________________________________________
Olive Reply :
Dari pengalaman saya sih, sebenarnya bukan hanya ikan/daging yang disukai. Tetapi juga makanan yang mengandung lemak, seperti susu, roti, coklat, kelapa parut, sayur santan, minyak kelapa, kerupuk, tempe, mentega bahkan es krim juga mereka suka. Btw my pets menyukai yang saya sebutkan itu π Leo (super cool) malah lebih suka ayam daripada daging. Tapi tetap makanan pokoknya nasi + ikan π
Tapi memang kadang ada yang aneh juga. Seperti almarhum-almarhum my pets, ada yang suka makan gula merah, sayur kangkung, lalapan daun ubi. Tapi ga masalah selama yang diminati itu adalah makanan.
Kalo omongin pets, walau OOT, tetap hal yang selalu menarik buat saya. Saya kira Hyo-san juga begitu khan π
oh… itu ya si tibum π salam kenal miaww
____________________________________________________________________________________
Olive Reply :
Kata si Tibum : “Salam kenal juga tante π “
Mmmmm….
wah enak yah ukh, masih bisa ngerasain suasana kayak gitu, kalo di tempat saya sih adanya peliharaan baja, alias kendaraan doang adanya.. π¦
Bonbin mini dong..
tapi…. seekor ayam bangkok naik ke atas pundak?
whiy…. saya paling takut ama ayam hidup mba.
Jangankan bersentuhan, kalo ngelewati mereka saya suka takut. (aneh ya..)
tapi kalo ayam mati yang udah dimasak, siapa takut….